Allah Swt berfirman,
“..Hasbunallah wani’mal wakil (Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar).” (QS. Ali `Imran [3] : 173).
Ayat di atas adalah ucapan doa nabi Ibrahim AS kepada Allah Swt, manakala beliau berhadapan dengan penguasa Babilonia yaitu raja Namrud. Sebelumnya, Nabi Ibrahim AS menghancurkan seluruh berhala yang disembah rakyat dan penguasa Babilonia, dan menyisakan satu yang paling besar. Hal itu beliau lakukan karena beliau yakin bahwa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang salah kaprah dan sesat menyesatkan.
Nabi Ibrahim AS bermaksud untuk mengajak mereka berpikir menggunakan kejernihan akal, bahwa sesungguhnya yang mereka lakukan adalah kesesatan. Beliau bermaksud mengajak mereka untuk menyembah Allah Swt., Dzat yang telah menciptakan mereka.
Beliau berpikir, bagaimana mungkin mereka menyembah benda-benda mati yang mereka buat sendiri. Bagaimana mungkin mereka menyembah benda-benda yang bahkan tidak bisa berbuat apa-apa sama sekali. Namun, perbuatan beliau itu rupanya tercium oleh para penguasa Babilonia. Sehingga beliau pun dijatuhi hukuman dengan dilemparkan ke dalam api yang berkobar panas dan besar.
Sesaat sebelum dihempaskan ke dalam api itu, nabi Ibrahim AS. berdoa kepada Allah Swt. dengan kalimat, “..Hasbunallah wani’mal wakil (Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar)”, sebagaimana tercantum di dalam ayat tersebut di atas. Seketika itu pula, atas kehendak Allah Swt., kobaran api itu menjadi dingin bagi nabi Ibrahim AS.. Allah Swt. berfirman,
“Kami berfirman, “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al Anbiyaa [21] : 69).
Kisah nabi Ibrahim AS ini memberikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa meyakini sepenuh hati bahwasanya hanya Allah Swt tempat kita berlindung dan memohon pertolongan. Kisah ini juga mengajarkan bahwa hendaklah kita berpegang teguh hanya kepada-Nya secara total. Kita berbuat kebaikan dengan niat lurus sebagai ibadah kepada-Nya. Kita pun meyakini bahwasanya hanya kepada Allah Swt kita memasrahkan hasil dari segala ikhtiar yang kita lakukan.
Seberat apapun peristiwa yang menimpa kita, jika kita meyakini sepenuh hati bahwasanya Allah Swt Dzat Yang Maha Memiliki dan Dia-lah Yang Maha Menghendaki, niscaya kita akan bisa menghadapinya dengan baik. Seandainya seluruh jin dan manusia bersekutu untuk mencelakai kita, jika Allah Swt tidak menghendakinya, maka tidak akan terjadi apa-apa terhadap diri kita.
Tidak jarang kita temui orang yang telah melakukan usaha sedemikian rupa, namun sayangnya ia malah percaya kepada jimat atau mantra yang diberikan ‘orang pintar’ kepadanya. Jika demikian yang terjadi, maka sungguh sia-sialah segala apa yang telah diupayakannya. Sia-sialah pula keimanan yang telah dinyatakannya karena ia terjerumus pada kemusyrikan.
Sepelik apapun masalah yang kita hadapi, pasti Allah Swt Maha Tahu akan masalah kita sekaligus jalan keluarnya. Oleh karena itu, janji Allah Swt harus menjadi pegangan kita.
Allah Swt. berfirman, “..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At Thalaq [65] : 2 – 3).
Maka, janganlah ada rasa pesimis saat kita ditimpa suatu peristiwa yang tidak kita kehendaki atau yang menyulitkan kita. Karena sesungguhnya rasa bingung, takut, menderita, itu adalah karena ketidaktahuan kita tentang cara Allah Swt memberikan jalan keluar bagi kita. Ketika kita ditimpa suatu kepelikan masalah keuangan, sesungguhnya Allah Swt akan mendatangkan rezeki-Nya kepada kita dari jalan dan cara yang tidak kita sangka sebelumnya.
Hal ini akan terjadi apabila kita menjadi hamba yang bertakwa kepada-Nya, bersungguh-sungguh dalam berusaha dan memasrahkan hasil segala usaha kita hanya kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt., “..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..” (QS. Ath Thalaq [65] : 3).
Saudaraku, kehidupan ini memang selalu ada suka dan duka, sedih dan gembira. Begitu seterusnya silih berganti. Apa yang menjadi masalah bukanlah pergantian siklus tersebut, melainkan cara kita menghadapi atau menyikapi siklus itu.
Jika kita bisa menyikapinya dengan baik, maka kehidupan yang sedang kita jalani ini akan menjadi kesempatan yang selalu terbuka untuk kita terus memperbaiki diri, menambah wawasan, menambah ilmu, menguatkan keimanan, dan menyongsong kehidupan abadi di akhirat yang dipenuhi kebahagiaan.
Segala persoalan hidup yang kita temui di dunia merupakan kesempatan emas yang diberikan Allah Swt. kepada kita untuk mengangkat kemuliaan kita, meninggikan derajat kita dan membahagiakan kita. Cukuplah Allah Swt. sebagai penolong dan pelindung kita. Wallahu a’lam bishawab.
Sumber: http://www.smstauhiid.com/jadikan-allah-saja-sebagai-penolong/
“..Hasbunallah wani’mal wakil (Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar).” (QS. Ali `Imran [3] : 173).
Ayat di atas adalah ucapan doa nabi Ibrahim AS kepada Allah Swt, manakala beliau berhadapan dengan penguasa Babilonia yaitu raja Namrud. Sebelumnya, Nabi Ibrahim AS menghancurkan seluruh berhala yang disembah rakyat dan penguasa Babilonia, dan menyisakan satu yang paling besar. Hal itu beliau lakukan karena beliau yakin bahwa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang salah kaprah dan sesat menyesatkan.
Nabi Ibrahim AS bermaksud untuk mengajak mereka berpikir menggunakan kejernihan akal, bahwa sesungguhnya yang mereka lakukan adalah kesesatan. Beliau bermaksud mengajak mereka untuk menyembah Allah Swt., Dzat yang telah menciptakan mereka.
Beliau berpikir, bagaimana mungkin mereka menyembah benda-benda mati yang mereka buat sendiri. Bagaimana mungkin mereka menyembah benda-benda yang bahkan tidak bisa berbuat apa-apa sama sekali. Namun, perbuatan beliau itu rupanya tercium oleh para penguasa Babilonia. Sehingga beliau pun dijatuhi hukuman dengan dilemparkan ke dalam api yang berkobar panas dan besar.
Sesaat sebelum dihempaskan ke dalam api itu, nabi Ibrahim AS. berdoa kepada Allah Swt. dengan kalimat, “..Hasbunallah wani’mal wakil (Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar)”, sebagaimana tercantum di dalam ayat tersebut di atas. Seketika itu pula, atas kehendak Allah Swt., kobaran api itu menjadi dingin bagi nabi Ibrahim AS.. Allah Swt. berfirman,
“Kami berfirman, “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al Anbiyaa [21] : 69).
Kisah nabi Ibrahim AS ini memberikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa meyakini sepenuh hati bahwasanya hanya Allah Swt tempat kita berlindung dan memohon pertolongan. Kisah ini juga mengajarkan bahwa hendaklah kita berpegang teguh hanya kepada-Nya secara total. Kita berbuat kebaikan dengan niat lurus sebagai ibadah kepada-Nya. Kita pun meyakini bahwasanya hanya kepada Allah Swt kita memasrahkan hasil dari segala ikhtiar yang kita lakukan.
Seberat apapun peristiwa yang menimpa kita, jika kita meyakini sepenuh hati bahwasanya Allah Swt Dzat Yang Maha Memiliki dan Dia-lah Yang Maha Menghendaki, niscaya kita akan bisa menghadapinya dengan baik. Seandainya seluruh jin dan manusia bersekutu untuk mencelakai kita, jika Allah Swt tidak menghendakinya, maka tidak akan terjadi apa-apa terhadap diri kita.
Tidak jarang kita temui orang yang telah melakukan usaha sedemikian rupa, namun sayangnya ia malah percaya kepada jimat atau mantra yang diberikan ‘orang pintar’ kepadanya. Jika demikian yang terjadi, maka sungguh sia-sialah segala apa yang telah diupayakannya. Sia-sialah pula keimanan yang telah dinyatakannya karena ia terjerumus pada kemusyrikan.
Sepelik apapun masalah yang kita hadapi, pasti Allah Swt Maha Tahu akan masalah kita sekaligus jalan keluarnya. Oleh karena itu, janji Allah Swt harus menjadi pegangan kita.
Allah Swt. berfirman, “..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At Thalaq [65] : 2 – 3).
Maka, janganlah ada rasa pesimis saat kita ditimpa suatu peristiwa yang tidak kita kehendaki atau yang menyulitkan kita. Karena sesungguhnya rasa bingung, takut, menderita, itu adalah karena ketidaktahuan kita tentang cara Allah Swt memberikan jalan keluar bagi kita. Ketika kita ditimpa suatu kepelikan masalah keuangan, sesungguhnya Allah Swt akan mendatangkan rezeki-Nya kepada kita dari jalan dan cara yang tidak kita sangka sebelumnya.
Hal ini akan terjadi apabila kita menjadi hamba yang bertakwa kepada-Nya, bersungguh-sungguh dalam berusaha dan memasrahkan hasil segala usaha kita hanya kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt., “..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..” (QS. Ath Thalaq [65] : 3).
Saudaraku, kehidupan ini memang selalu ada suka dan duka, sedih dan gembira. Begitu seterusnya silih berganti. Apa yang menjadi masalah bukanlah pergantian siklus tersebut, melainkan cara kita menghadapi atau menyikapi siklus itu.
Jika kita bisa menyikapinya dengan baik, maka kehidupan yang sedang kita jalani ini akan menjadi kesempatan yang selalu terbuka untuk kita terus memperbaiki diri, menambah wawasan, menambah ilmu, menguatkan keimanan, dan menyongsong kehidupan abadi di akhirat yang dipenuhi kebahagiaan.
Segala persoalan hidup yang kita temui di dunia merupakan kesempatan emas yang diberikan Allah Swt. kepada kita untuk mengangkat kemuliaan kita, meninggikan derajat kita dan membahagiakan kita. Cukuplah Allah Swt. sebagai penolong dan pelindung kita. Wallahu a’lam bishawab.
Sumber: http://www.smstauhiid.com/jadikan-allah-saja-sebagai-penolong/
0 comments:
Post a Comment